Senin, 23 Juli 2012

another story i wrote...


Wajah langit..
by Hadi Tasman on Wednesday, August 25, 2010 at 10:23pm

Ada waktu yang sering kutunggu-tunggu tapi tak kuharapkan hakikatnya, waktu yang jelas2 menyakitkan tapi sekaligus merindukan, mirip sebuah paradoks, tapi persis seperti de-ja-vu, waktu dimana aku menjadi bingung akan sikap dan pikiranku, waktu dimana hati bergairah sedang badanku lelah, waktu dimana diam adalah pilihan terakhir agar ada kesempatan kembali berbicara sendiri dari hati ke hati, waktu untuk memikirkan apa2 yang sudah ku langkahi sejauh ini....waktu dimana aku bisa melakukan hobi aneh yang selalu berulang-ulang dengan periode tak tentu namun pasti...waktu bagi lisanku istirahat dan hatiku saling bercengkrama...waktu hampir lewat setengah berjalan melampaui malam.
Seperti malam ini...


wajah langit

Malam yang hampir setengah ramadhan, sudah mulai akalku berfikir yang tidak2...aku menyudut diantara remang temaram bulan dan bintang yang sedang malu bertelanjang, diatas loteng yang agak tinggi agar aku mendengar bisikan riuh bunyi2an kota yang lama tanpa sengaja sudah tak kuperhatikan semenjak lulus SMA, berfikir agar aku menjadi lebih dekat kepada sang Rabb...aku coba membelalak, memang nyata2 mata ini cuma melihat guratan awan yang sepertinya sedang merengkuh hangat bualan sang bulan, serta bintang yang sedikit gemintang memayung bumi - yang kalau ku rasa2 sedang berusaha keras agar tetap berputar sehingga tetap terlihat gagah rupawan...macam betul kata2 sejenis ini sekejab muncul dri pikiran nyleneh dan diketik dengan 2 jempol se-ekor bujangan yang sedang kurang kerjaan seperti aku...
Tersadar sedang mencoba menggali apa2 yang akan ku renungkan untuk kemudian ku bicarakan dengan diri sendiri...merebahkan badan dengan menghadap langit sangat membantu membuatku menjadi jauh lebih dingin dan tenang, sedikit santai sambil merapal doa2 sampai sukmaku dapat seolah melayang mencari kesenanganya sendiri....setelah itu baru aku berani berucap-ucap sendiri dengan hati.
kutegaskan mata ini memang kecil2, tapi ternyata dapat membuka ruang pandang yang luas seumpama gelaran horison angkasa, di sudut barat sisi mataku ada gumpalan awan yang seolah menjauh memisahkan diri dari kelompoknya, entah tertiup angin atau karena perbedaan tekanan udara (pikirku), susunannya unik menyerupai bentuk2 tertentu dengan tekstur yang sepertinya berdegradasi kalau bisa disentuh jemari, entah kenapa jadi mengingatkanku akan wajah2 yang sepertinya pernah ku kenal barang 5-10 tahun silam dan seterusnya...wajah-wajah yang sudah pergi merelakan duniawinya beserta keluarganya yang sekarang hanya bisa dikenang dan diingat dalam doa2 dan shalat2 ter-khusyuk dari yang masih menyayanginya...
aku hening sejenak...~
Agak sedikit mengabur memandangi langit gelap sedikit membiru kelabu, tarikan nafas agak dalam membuatku makin jelas merapatkan raut air wajah2 itu di dalam pikirku yang agak lungkrah..apa iya kita bisa bertemu lagi??itu yang selalu kutanyakan tiap keadaan seperti ini mewujud.
Ada teman yang pernah ku selalu berencana tentang masa depan macam apa yang hendak kita gubah nanti 10 tahun mendatang, jangan sampai ijasah kita hanya usang dalam map lusuh direngkuh jaman, sudah kenyang kita habiskan malam dengan melantur tentang apa saja yang selayaknya anak baru lulus SMA bicarakan,...berjanji dan menyepakati bahwa kita akan berkumpul lagi 15 tahun mendatang dengan keadaan yang sangat jauh lebih baik dari masa itu, ragu dan bingung kita raba bersama hingga ketemu ujungnya...namun bukannya selesai, malah lebih sering kita tinggalkan setengah terurai...masa bodo sisanya.
Tapi apa nyatanya sekarang?? Air tak seutuhnya selalu sampai ke muara,...jangankan 10 tahun mendatang, bahkan 2 tahun setelah kita terakhir bicara dia menyatakan diri lelah dan dengan semena-mena menyerahkan harap2 itu menjadi milikku saja...biar dia menyelesaikan bagiannya dengan cara yang berbeda di sebelah alam sana.
Hancur benar rasanya kekecewaan ku saat itu...sudah kecewa karena dia tak sanggup mengakhiri ksepakatan sesuai rencana, dihancurkan pula rasa kecewa itu dengan kepergian dirinya yang tanpa tanda..tapi mau bilang apa??
Ada juga wajah pemuda begajulan dalam masa remaja-nya yang singkat, kenakalan-nya yang tak wajar dijadikan alih-alih alasan kekurangan kasih sayang dari ibu-nya yang tak berkewajiban dalam agama..suatu x menjelang mangkat-nya diberikan olehnya kepadaku (yang waktu itu berumur 7 tahun) seuntai kalung kuku harimau jawa, sedikit lebih ia katakan benda itu berdaya magis, aku ingat2 bagaimana ia bisa menyerahkan benda macam itu kepada seorang laki2 kecil...ajalnya yang tak sempat kusaksikan membuatku selalu bergumam tentang bagaimana ia menghabiskan masa penantian-nya disana..."mas,tak kirimke koe doa ae", begitu aku akrab memanggilnya.
Dan jauh waktu sebelum kisah itu.........


Wajah langit ll

by Hadi Tasman on Wednesday, August 25, 2010 at 10:26pm ·
Dan jauh waktu sebelum kisah itu,.... ada peristiwa yang saat ini masih menjadi rating tertinggi dalam ingatan hidupku, peristiwa yang dengan auranya masih dapat membuatku tetap berjalan mengikuti garis putus2 penuntun jalan hidup yang haq dalam lingkup-ku sendiri.....sudah menjadi sejarah pribadi yang hampir reot, tapi masih hangat di pikiran, mengiringi perjalananku yang mudah2an baru 1/3 bagian...seorang yang baru kusadari besar kasih sayangnya, luar biasa tepo seliro-nya, justru sesudah lamanya dia tiada, semakin lama beliau pergi semakin kuat batin ini merasakan welas asih dan perhatiannya...tak pernah kunjung datang dalam mimpi, tapi seperti selalu menuntunku selayaknya dulu aku di-titah belajar jalan semasa balita...mengingat lembut namun tegas tutur lisan dan khas cengklok keroncongnya jika sedang menembang mengiringiku ke peraduan. Semua kenangan ini selalu membuat ekspresiku perlahan jadi asam dan melelehkan air mata...sudah sedewasa ini saja tak membuatku berkeras hati menahan sedih yang mendalam jika membicarakannya,..1 lagi, beliau yang tak pernah selesai sekolah dasar/malah tak sama sekali pernah sekolah, aku lupa, namun memiliki ragam tulis tangan yang rapih...sambung-menyambung miring ke kanan berjenjang seperti padi tertiup angin, selalu ia tulis hari jawa dan tanggal yang berkenaan dengan tiap peristiwa membahagiakan di buku kecil yang selalu ada dibawah bantal biasa ia pakai tidur...semisal waktu dimana pertama aku bisa berjalan "senin wage 30 maret 19...." sekali kulihat catatan hari-hari dimana aku pertama kali bisa bicara, berlari...dan hari dimana untukku upacara kurungan yang terkadang orang tua jawa lakukan untuk anak2 mereka. Begitu detail dan sangat men-camkan segala kejadian yang ada....mirip update status di facebook kalau sekarang ini. Rasanya mengais risau perasaan tiap kali mengenang....tapi membuatku merasa hangat dalam kekakuan pikiran, membuatku merasa seperti baru kemarin masih berjumpa dan dengar hardik kecilnya....habisss rasanya perenungan jiwa untuk mencoba mendalami dan memaknai kehadiranku yang tak terpikir hingga begini jadinya...bersyukur tanpa berkata-kata.
Ada beberapa wajah lagi yang selalu dengan halusnya menyelinap menggoda hati mengingatkan untuk segera berkirim doa atas mereka,...mudah-mudahan aku tidak pernah lelah berdoa dalam doa2 yang seadanya meminta agar aku dapat selalu berdoa dengan se-khusyuk2nya untuk mereka...
Selalu ingatkan aku saja untuk menengadah ke langit walau beberapa waktu sekali, sehingga segera ku dapat melihat wajah-wajah itu lalu kudapat berkirim doa.....semoga pada ramadhan ini diberikan kepada mereka serta umat muslim lain yang telah berada lebih dulu kepadaNYA pengampunan yang sebaik mereka harapkan dan DIA janjikan...Amin ya Rabbal alamin.
Apa saya bisa jumpai mereka lagi suatu ketika berbeda dengan ikatan rasa yang sama??

Makam ibu Imsiyah binti Samsuri

15 ramadhan 1431 / 25 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar