Wajah langit..
Ada waktu yang sering kutunggu-tunggu tapi tak kuharapkan
hakikatnya, waktu yang jelas2 menyakitkan tapi sekaligus merindukan, mirip
sebuah paradoks, tapi persis seperti de-ja-vu, waktu dimana aku menjadi bingung
akan sikap dan pikiranku, waktu dimana hati bergairah sedang badanku lelah,
waktu dimana diam adalah pilihan terakhir agar ada kesempatan kembali berbicara
sendiri dari hati ke hati, waktu untuk memikirkan apa2 yang sudah ku langkahi
sejauh ini....waktu dimana aku bisa melakukan hobi aneh yang selalu
berulang-ulang dengan periode tak tentu namun pasti...waktu bagi lisanku
istirahat dan hatiku saling bercengkrama...waktu hampir lewat setengah berjalan
melampaui malam.
Seperti malam ini...
![]() |
| wajah langit |
Malam yang hampir setengah ramadhan, sudah mulai akalku
berfikir yang tidak2...aku menyudut diantara remang temaram bulan dan bintang
yang sedang malu bertelanjang, diatas loteng yang agak tinggi agar aku
mendengar bisikan riuh bunyi2an kota yang lama tanpa sengaja sudah tak
kuperhatikan semenjak lulus SMA, berfikir agar aku menjadi lebih dekat kepada
sang Rabb...aku coba membelalak, memang nyata2 mata ini cuma melihat guratan
awan yang sepertinya sedang merengkuh hangat bualan sang bulan, serta bintang
yang sedikit gemintang memayung bumi - yang kalau ku rasa2 sedang berusaha
keras agar tetap berputar sehingga tetap terlihat gagah rupawan...macam betul
kata2 sejenis ini sekejab muncul dri pikiran nyleneh dan diketik dengan 2
jempol se-ekor bujangan yang sedang kurang kerjaan seperti aku...
Tersadar sedang mencoba menggali apa2 yang akan ku renungkan
untuk kemudian ku bicarakan dengan diri sendiri...merebahkan badan dengan
menghadap langit sangat membantu membuatku menjadi jauh lebih dingin dan
tenang, sedikit santai sambil merapal doa2 sampai sukmaku dapat seolah melayang
mencari kesenanganya sendiri....setelah itu baru aku berani berucap-ucap
sendiri dengan hati.
kutegaskan mata ini memang kecil2, tapi ternyata dapat
membuka ruang pandang yang luas seumpama gelaran horison angkasa, di sudut
barat sisi mataku ada gumpalan awan yang seolah menjauh memisahkan diri dari
kelompoknya, entah tertiup angin atau karena perbedaan tekanan udara (pikirku),
susunannya unik menyerupai bentuk2 tertentu dengan tekstur yang sepertinya
berdegradasi kalau bisa disentuh jemari, entah kenapa jadi mengingatkanku akan
wajah2 yang sepertinya pernah ku kenal barang 5-10 tahun silam dan
seterusnya...wajah-wajah yang sudah pergi merelakan duniawinya beserta
keluarganya yang sekarang hanya bisa dikenang dan diingat dalam doa2 dan
shalat2 ter-khusyuk dari yang masih menyayanginya...
aku hening sejenak...~
Agak sedikit mengabur memandangi langit gelap sedikit
membiru kelabu, tarikan nafas agak dalam membuatku makin jelas merapatkan raut
air wajah2 itu di dalam pikirku yang agak lungkrah..apa iya kita bisa bertemu
lagi??itu yang selalu kutanyakan tiap keadaan seperti ini mewujud.
Ada teman yang pernah ku selalu berencana tentang masa depan
macam apa yang hendak kita gubah nanti 10 tahun mendatang, jangan sampai ijasah
kita hanya usang dalam map lusuh direngkuh jaman, sudah kenyang kita habiskan
malam dengan melantur tentang apa saja yang selayaknya anak baru lulus SMA
bicarakan,...berjanji dan menyepakati bahwa kita akan berkumpul lagi 15 tahun
mendatang dengan keadaan yang sangat jauh lebih baik dari masa itu, ragu dan
bingung kita raba bersama hingga ketemu ujungnya...namun bukannya selesai,
malah lebih sering kita tinggalkan setengah terurai...masa bodo sisanya.
Tapi apa nyatanya sekarang?? Air tak seutuhnya selalu sampai
ke muara,...jangankan 10 tahun mendatang, bahkan 2 tahun setelah kita terakhir
bicara dia menyatakan diri lelah dan dengan semena-mena menyerahkan harap2 itu
menjadi milikku saja...biar dia menyelesaikan bagiannya dengan cara yang
berbeda di sebelah alam sana.
Hancur benar rasanya kekecewaan ku saat itu...sudah kecewa
karena dia tak sanggup mengakhiri ksepakatan sesuai rencana, dihancurkan pula
rasa kecewa itu dengan kepergian dirinya yang tanpa tanda..tapi mau bilang
apa??
Ada juga wajah pemuda begajulan dalam masa remaja-nya yang
singkat, kenakalan-nya yang tak wajar dijadikan alih-alih alasan kekurangan
kasih sayang dari ibu-nya yang tak berkewajiban dalam agama..suatu x menjelang
mangkat-nya diberikan olehnya kepadaku (yang waktu itu berumur 7 tahun) seuntai
kalung kuku harimau jawa, sedikit lebih ia katakan benda itu berdaya magis, aku
ingat2 bagaimana ia bisa menyerahkan benda macam itu kepada seorang laki2
kecil...ajalnya yang tak sempat kusaksikan membuatku selalu bergumam tentang
bagaimana ia menghabiskan masa penantian-nya disana..."mas,tak kirimke koe
doa ae", begitu aku akrab memanggilnya.
Dan jauh waktu sebelum kisah itu.........
Wajah langit ll
Dan jauh waktu sebelum kisah itu,.... ada peristiwa yang saat ini masih menjadi rating
tertinggi dalam ingatan hidupku, peristiwa yang dengan auranya masih dapat
membuatku tetap berjalan mengikuti garis putus2 penuntun jalan hidup yang haq
dalam lingkup-ku sendiri.....sudah menjadi sejarah pribadi yang hampir reot,
tapi masih hangat di pikiran, mengiringi perjalananku yang mudah2an baru 1/3
bagian...seorang yang baru kusadari besar kasih sayangnya, luar biasa tepo
seliro-nya, justru sesudah lamanya dia tiada, semakin lama beliau pergi semakin
kuat batin ini merasakan welas asih dan perhatiannya...tak pernah kunjung
datang dalam mimpi, tapi seperti selalu menuntunku selayaknya dulu aku di-titah
belajar jalan semasa balita...mengingat lembut namun tegas tutur lisan dan khas
cengklok keroncongnya jika sedang menembang mengiringiku ke peraduan. Semua
kenangan ini selalu membuat ekspresiku perlahan jadi asam dan melelehkan air
mata...sudah sedewasa ini saja tak membuatku berkeras hati menahan sedih yang
mendalam jika membicarakannya,..1 lagi, beliau yang tak pernah selesai sekolah
dasar/malah tak sama sekali pernah sekolah, aku lupa, namun memiliki ragam
tulis tangan yang rapih...sambung-menyambung miring ke kanan berjenjang seperti
padi tertiup angin, selalu ia tulis hari jawa dan tanggal yang berkenaan dengan
tiap peristiwa membahagiakan di buku kecil yang selalu ada dibawah bantal biasa
ia pakai tidur...semisal waktu dimana pertama aku bisa berjalan "senin
wage 30 maret 19...." sekali kulihat catatan hari-hari dimana aku pertama
kali bisa bicara, berlari...dan hari dimana untukku upacara kurungan yang
terkadang orang tua jawa lakukan untuk anak2 mereka. Begitu detail dan sangat
men-camkan segala kejadian yang ada....mirip update status di facebook kalau
sekarang ini. Rasanya mengais risau perasaan tiap kali mengenang....tapi
membuatku merasa hangat dalam kekakuan pikiran, membuatku merasa seperti baru
kemarin masih berjumpa dan dengar hardik kecilnya....habisss rasanya perenungan
jiwa untuk mencoba mendalami dan memaknai kehadiranku yang tak terpikir hingga
begini jadinya...bersyukur tanpa berkata-kata.
Ada beberapa wajah lagi yang selalu dengan halusnya
menyelinap menggoda hati mengingatkan untuk segera berkirim doa atas
mereka,...mudah-mudahan aku tidak pernah lelah berdoa dalam doa2 yang seadanya
meminta agar aku dapat selalu berdoa dengan se-khusyuk2nya untuk mereka...
Selalu ingatkan aku saja untuk menengadah ke langit walau
beberapa waktu sekali, sehingga segera ku dapat melihat wajah-wajah itu lalu
kudapat berkirim doa.....semoga pada ramadhan ini diberikan kepada mereka serta
umat muslim lain yang telah berada lebih dulu kepadaNYA pengampunan yang sebaik
mereka harapkan dan DIA janjikan...Amin ya Rabbal alamin.
Apa saya bisa jumpai mereka lagi suatu ketika berbeda dengan
ikatan rasa yang sama??
![]() |
| Makam ibu Imsiyah binti Samsuri |
15 ramadhan 1431 / 25 Agustus 2010

.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar